TES DAN EVALUASI
Tes standar adalah tes
yang dibakukan mengandung prosedur yang seragam untuk menentukan nilai dan
administrasinya. Tes standar bisa membandingkan kemampuan murid dengan murid
lain pada usia atau level yang sama dan dalam banyak kasus perbandingan ini
dilakukan di tingkat nasional.
Tes terdiri dari dua jenis :
1.
Tes individu : tes yang
dilakukan oleh satu orang (Stanford Binet)
Keuntungan tes individu :
-
Biaya yang dikeluarkan tidak
terlalu banyak
-
Fokus pada satu orang
Kerugian tes individu :
-
Kurang efisien
-
Tidak ada perbandingan data
2.
Tes kelompok : tes yang
dilakukan lebih dari satu orang. Contohnya : APM
Keuntungan tes kelompok :
-
Dilakukan secara serentak
-
Kondisi lebih seragam
-
Penskoringan lebih objektif
-
Menyederhanakan peran penguji
-
Efisien waktu
-
Pengumpulan data relative
mudah
Kerugian tes kelompok :
-
Peran penguji berkurang
-
Keterbatasan pada jawaban
Tujuan
tes standar :
·
Memberikan informasi tentang
kemajuan murid
·
Mendiagnosis kekuatan dan
kelemahan murid
·
Memberikan bukti untuk
penempatan murid dalam program khusus
·
Memberi informasi untuk
merencanakan dan meningkatkan pengajaran atau instruksi
·
Membantu administrator
mengevaluasi program
·
Memberikan akuntabilitas
Kriteria
Tes Standar :
1.
Norma
Untuk memahami kinerja murid individual dalam suatu
tes, kinerjanya itu perlu dibandingkan dengan kinerja dari kelompok norma,
yaitu kelompok dari individu yang sama yang sebelumnya telah diberi ujian oleh
penguji.
2.
Validitas
Yaitu sejauh mana sebuah tes mengukur apa-apa yang
hendak diukur dan apakah inferensi tentang nilai tes itu akurat atau tidak. Tes
standar yang valid harus mengandung validitas isi yakni kemampuan tes
untuk mencangkup sampel isi yang hendak diukur, validitas kriteria yakni
kemampuan tes untuk memprediksi kinerja murid saat diukur dengan penilaian atau
kinerja lain, dan construct validity yaitu sejauh mana ada bukti bahwa
sebuah tes mengukur konstruk tertentu. Sebuah konstruk adalah ciri atau
karakteristik yang tidak bisa dilihat dari seseorang seperti intelegensi, gaya belajar,
personality, atau kecemasan.
3.
Reliabilitas
Yaitu sejauh mana sebuah prosedur tes bisa
menghasilkan nilai yang konsisten dan dapat direproduksi. Reliabilitas dapat
diukur dengan beberapa cara, antara lain:
-
Test-retest reliability : sejauh mana sebuah tes menghasilkan kinerja
yang sama ketika seorang siswa diberi tes yang sama dalam dua kesempatan yang
berbeda
-
Alternate-forms reliability :
reliabilitas ditentukan dengan memberikan bentuk yang berbeda dari tes yang
sama pada dua kesempatan yang berbeda untuk kelompok murid yang sama dan
mengamati beberapa konsistenkah skornya.
-
Split-half reliability :
reliabilitas yang dinilai dengan membagi item tes menjadi dua bagian, seperti
item bernomor genap dan ganjil.
4.
Keadilan
Tes yang adil adalah tes yang tidak bias (unbiased)
dan tidak diskriminatif. Tes tersebut tidak dipengaruhi oleh faktor-faktor
seperti gender, etnis, atau faktor subjektif seperti bias penilai.
Keterbatasan tes :
-
Tidak adanya pendekatan
tunggal dalam pengukuran
-
Perilaku manusia tidak
terbatas untuk diukur
-
Adanya unsur error dalam dalam
pengukuran
-
Hubungan organ dengan konstruk
lain
Tes
psikologi adalah prosedur yang digunakan dalam menentukan assessment psikologi.
Tes Psikologi terdiri dari dua tipe :
1.
Tipe A = tidak bersifat klinis
dan tidak membutuhkan keahlian penilai serta boleh dilakukan oleh siapa saja
2.
Tipe B = tidak bersifat klinis
namun membutuhkan keahlian penilai serta hanya bisa dilakukan oleh seorang
ahli.
Evaluasi
Evaluasi
adalah kegiatan mengumpulkan informasi tentang sesuatu yang selanjutnya
informasi tersebut digunakan untuk menentukan alternative yang tepat dalam
mengambil keputusan. Evaluasi terdiri dari :
1. Pengukuran (measurement) bersifat kuantitatif (angka) yang berupa tes
dan nontes
2. Penilaian (assessment) bersifat kualitatif (nilai) yang berupa hasil.
0 komentar:
Posting Komentar