Total Tayangan Halaman

Kamis, 11 Mei 2017

PENDIDIKAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS




PENDIDIKAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS 

Saat ini para pendidik lebih sering menggunakan istilah “children with Disabilities” daripada “Disable Children” (anak cacat)  atau “Handicapped Children” (penyandang cacat). Tujuannya adalah memberi penekanan pada anaknya bukan pada cacat atau ketidakmampuannya.
Menurut UU RI no.2 Tahun 2003 BAB VI Pasal 32 ayat 1 menyatakan bahwa :
“pendidikan berkebutuhan khusus merupakan pendidikan bagi peserta didik yang memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena kelainan fisik, emosional, mental sosial dan atau memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa”

Istilah-istilah terkait anak luar biasa :
1.   Disability : keterbatasan (ketidakmampuan) personal yang membatasi pelaksanaan fungsi seseorang
2.      Impairment : kekurangan oksigen waktu lahir  sehingga menyebabkan kerusakan otak
3.      Handicap : kondisi yang dinisbahkan pada orang yang menderita ketidakmampuan (cacat)
4.      At risk : mengalami masalah dalam belajar dan beresiko gagal dalam akademik.


Pengelompokkan gangguan (disorder) dan ketidakmampuan sebagai berikut :
a.      Gangguan organ indra
-        Penglihatan, meliputi: (1) Low Vision, hanya dapat membaca buku dengan huruf besar-besar dan dengan bantuan kaca pembesar. (2) Educationally Blind atau buta secara edukasional, tidak bisa menggunakan penglihatan mereka untuk belajar dan harus menggunakan pendengaran dan sentuhan untuk belajar.
-       Pendengaran. Anak yang mengalami gangguan pendengaran biasanya mengalami kesulitan dalam  berbicara dan bahasanya. Pendekatan pendidikan untuk membantu anak yang mengalami masalah pendengaran meliputi pendekatan oral dan pendekatan manual. Pendekatan oral antara lain menggunakan metode menggerakkan bibir, speech reading dan sebagainya. Pendekatan manual adalah dengan bahasa isyarat dan mengeja jari (finger spelling).
b.      Gangguan fisik
-        Gangguan ortopedik, bisanya berupa keterbatasan gerak atau kurang mampu mengontrol gerak karena adanya masalah diotot, tulang dan sendi. Cerebral palsy merupakan gangguan yang berupa lemah nya kordinasi otot, tubuh sangat lemah dan goyah (shaking) atau bicaranya tidak jelas.
-     Gangguan kejang-kejang atau epilepsi, yakni gangguan saraf yang biasanya ditandai dengan serangan terhadap sensorimotor atau kejang-kejang
-          Retardasi mental adalah kondisi sebelum usia 18 tahun yang ditandai dengan rendahnya kecerdasan (nilai IQ dibawah 70) dan sulit beradaptasi dengan kehidupan sehari-hari. Bentuk yang paling umum dari retardasi mental adalah Down Syndrome yang diakibatkan adanya kromosom ekstra (kromosom ke 47), kemudian Fragile X syndrome yang diakibatkan adanya kromosom X yang tidak normal.
c.       Gangguan bicara dan bahasa
-         Gangguan artikulasi : problem dalam melafalkan suara secara benar
-    Gangguan suara : gangguan dalam menghasilkan ucapan , yakni ucapan yang keras, kencang, terlalu keras, terlalu tinggi, atau terlalu rendah nadanya.
-       Gangguan kefasihan : gangguan yang biasa disebut gagap
-       Gangguan bahasa : kerusakan signifikan dalam bahasa repetitive atau bahasa ekpresif anak
-        Bahasa repetitif : resepsi dan pemahaman bahasa
-      Bahasa ekspresif :  kemampuan menggunakan bahasa untuk mengekspresikan pemikiran dan berkomunikasi dengan orang lain.

Macam-macam SLB :
1.      SLB A : Tuna netra, harus menunjukkan surat keterangan dari dokter mata, minimal berusia 3-7 tahun dan tidak lebih dari 14 tahun.
2.      SLB B : Tuna rungu, harus menunjukkan keterangan dari dokter THT, minimal berusia 5-11 tahun
3.      SLB C : Tuna grahita (keterbelakangan mental dengan IQ 50-75 )
4.     SLB C1 : Tuna grahita (keterbelakangan mental dengan IQ 25-50), sebaiknya mendapatkan keterangan IQ dari psikolog, dengan usia minimal 5,5 -11 tahun
5.      SLB D : Tuna daksa dengan IQ normal
6.      SLB E : Tuna laras (tidak bisa selaras dengan lingkungan social)

Dampak positif dan negatif dalam pelabelan dan diagnosis anak disabilitas :
Dampak positif : memungkinkan anak mendapat perlakuan dan penerimaan yang tepat
Dampak negatif : dapat membuat lingkungan memandang anak secara negatif.


ANAK-ANAK BERBAKAT
Anak-anak berbakat (gifted) memiliki kecerdasan diatas rata-rata (IQ  130 atau lebih) dan memiliki bakat unggul dibeberapa bidang seperti musik, seni atau matematika. Mereka memiliki karakteristik seperti :
1.      Dewasa lebih dini (precocity)
2.      Belajar menuruti kemauan mereka sendiri
3.      Semangat untuk menguasai

Terdapat empat opsi dalam program belajar untuk anak berbakat :
1.      Kelas khusus
2.      Akselerasi dan pengayaan di kelas regular
3.      Program mentor dan pelatihan
4.      Kerja, studi, atau program pelayanan masyarakat




Daftar pustaka : 
Santrock, John W. Psikologi Pendidikan edisi kedua. Universitas of Texas  at Dallas. Kencana : Prenada Media Group.


0 komentar:

Posting Komentar

 

cogito ergo sum Template by Ipietoon Cute Blog Design

Blogger Templates