PENDIDIKAN
ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS
Saat ini para
pendidik lebih sering menggunakan istilah “children with Disabilities”
daripada “Disable Children” (anak cacat) atau “Handicapped Children” (penyandang
cacat). Tujuannya adalah memberi penekanan pada anaknya bukan pada cacat atau
ketidakmampuannya.
Menurut UU RI
no.2 Tahun 2003 BAB VI Pasal 32 ayat 1 menyatakan bahwa :
“pendidikan
berkebutuhan khusus merupakan pendidikan bagi peserta didik yang memiliki tingkat
kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena kelainan fisik, emosional,
mental sosial dan atau memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa”
Istilah-istilah
terkait anak luar biasa :
1. Disability :
keterbatasan (ketidakmampuan) personal yang membatasi pelaksanaan fungsi
seseorang
2.
Impairment : kekurangan
oksigen waktu lahir sehingga menyebabkan
kerusakan otak
3.
Handicap : kondisi
yang dinisbahkan pada orang yang menderita ketidakmampuan (cacat)
4.
At risk : mengalami
masalah dalam belajar dan beresiko gagal dalam akademik.
Pengelompokkan
gangguan (disorder) dan ketidakmampuan sebagai berikut :
a.
Gangguan organ indra
- Penglihatan, meliputi: (1) Low
Vision, hanya dapat membaca buku dengan huruf besar-besar dan dengan bantuan
kaca pembesar. (2) Educationally Blind atau buta secara edukasional,
tidak bisa menggunakan penglihatan mereka untuk belajar dan harus menggunakan
pendengaran dan sentuhan untuk belajar.
- Pendengaran. Anak yang
mengalami gangguan pendengaran biasanya mengalami kesulitan dalam berbicara dan bahasanya. Pendekatan pendidikan
untuk membantu anak yang mengalami masalah pendengaran meliputi pendekatan oral
dan pendekatan manual. Pendekatan oral antara lain menggunakan metode
menggerakkan bibir, speech reading dan sebagainya. Pendekatan manual
adalah dengan bahasa isyarat dan mengeja jari (finger spelling).
b.
Gangguan fisik
- Gangguan ortopedik, bisanya
berupa keterbatasan gerak atau kurang mampu mengontrol gerak karena adanya
masalah diotot, tulang dan sendi. Cerebral palsy merupakan gangguan yang berupa
lemah nya kordinasi otot, tubuh sangat lemah dan goyah (shaking) atau bicaranya
tidak jelas.
- Gangguan kejang-kejang atau epilepsi,
yakni gangguan saraf yang biasanya ditandai dengan serangan terhadap
sensorimotor atau kejang-kejang
-
Retardasi mental adalah
kondisi sebelum usia 18 tahun yang ditandai dengan rendahnya kecerdasan (nilai
IQ dibawah 70) dan sulit beradaptasi dengan kehidupan sehari-hari. Bentuk yang
paling umum dari retardasi mental adalah Down Syndrome yang diakibatkan
adanya kromosom ekstra (kromosom ke 47), kemudian Fragile X syndrome yang
diakibatkan adanya kromosom X yang tidak normal.
c.
Gangguan bicara dan bahasa
- Gangguan artikulasi : problem
dalam melafalkan suara secara benar
- Gangguan suara : gangguan
dalam menghasilkan ucapan , yakni ucapan yang keras, kencang, terlalu keras,
terlalu tinggi, atau terlalu rendah nadanya.
- Gangguan kefasihan : gangguan
yang biasa disebut gagap
- Gangguan bahasa : kerusakan
signifikan dalam bahasa repetitive atau bahasa ekpresif anak
- Bahasa repetitif : resepsi dan
pemahaman bahasa
- Bahasa ekspresif : kemampuan menggunakan bahasa untuk
mengekspresikan pemikiran dan berkomunikasi dengan orang lain.
Macam-macam
SLB :
1.
SLB A : Tuna
netra, harus menunjukkan surat keterangan dari dokter mata, minimal berusia 3-7
tahun dan tidak lebih dari 14 tahun.
2.
SLB B : Tuna
rungu, harus menunjukkan keterangan dari dokter THT, minimal berusia 5-11 tahun
3.
SLB C : Tuna
grahita (keterbelakangan mental dengan IQ 50-75 )
4. SLB C1 : Tuna
grahita (keterbelakangan mental dengan IQ 25-50), sebaiknya mendapatkan
keterangan IQ dari psikolog, dengan usia minimal 5,5 -11 tahun
5.
SLB D : Tuna daksa
dengan IQ normal
6.
SLB E : Tuna laras
(tidak bisa selaras dengan lingkungan social)
Dampak
positif dan negatif dalam pelabelan dan diagnosis anak disabilitas :
Dampak positif
: memungkinkan anak mendapat perlakuan dan penerimaan yang tepat
Dampak negatif
: dapat membuat lingkungan memandang anak secara negatif.
ANAK-ANAK
BERBAKAT
Anak-anak
berbakat (gifted) memiliki kecerdasan diatas rata-rata (IQ 130 atau lebih) dan memiliki bakat unggul
dibeberapa bidang seperti musik, seni atau matematika. Mereka memiliki
karakteristik seperti :
1.
Dewasa lebih dini (precocity)
2.
Belajar menuruti kemauan
mereka sendiri
3.
Semangat untuk menguasai
Terdapat empat
opsi dalam program belajar untuk anak berbakat :
1.
Kelas khusus
2.
Akselerasi dan pengayaan di
kelas regular
3.
Program mentor dan pelatihan
4.
Kerja, studi, atau program
pelayanan masyarakat
Daftar pustaka :
Santrock,
John W. Psikologi Pendidikan edisi kedua. Universitas of
Texas at Dallas. Kencana : Prenada Media
Group.
0 komentar:
Posting Komentar